Si
Ahli kunci ingin mewariskan ilmunya kepada kedua muridnya. Setelah mengajari
mereka keahlian membuka jenis kunci, tibalah waktunya ahli kunci menentukan
siapa ahli warisnya.
Untuk
memutuskan siapa yang akan dipilihnya, sang guru menguji kedua muridnya, Ahli
kunci itu menyiapkan dua buah kotak kunci
di dalam kamar yang terpisah. Masing-masing kotak berisi barang barang berharga.
di dalam kamar yang terpisah. Masing-masing kotak berisi barang barang berharga.
Murid
A dan Murid B masuk secara bersamaan ke dalam masing masing kamar yang telah
disiapkan. Tidak lama, Murid A keluar. Dia telah menyelesaikan tugasnya dengan
cepat. Guru kunci bertanya,” Begitu cepat kamu berhasil membukanya. Apa isi
kotak itu.” Murid A menjawab, “Dalam kotak terdapat bungkusan berisi permata.
Sinarnya Indah sekali,”
Tidak
lama kemudian, si Murid B menyusul keluar dari kamar, kembali pertanyaan yang
sama ditujukan kepada murid B. Murid itu hanya menjawab,”Aku tidak membuka sama
sekali. Aku hanya membuka gembok dan kemudian keluar.”
Sang
guru yang puas dengan Jawaban murid B, Akhirnya memilih murid B menjadi pewarisnya.
Keputusan
ini tidak diterima oleh murid A. Ia pun meminta penjelasan akan keputusan
gurunya.”Guru, aku membuka gembok lebih cepat dibandingkan dengan B, mengapa
bukan aku yang menjadi ahli waris?”
Sang
Guru menjawab, “Pekerjaan kita adalah tukang kunci. Kita bertugas membantu
pemilik barang membuka kunci mereka jika anak kunci mereka hilang atau rusak.
Jika kita membuka kuncinya kunci dan tergoda untuk melihat isinya, itu berarti
melanggar etika pekerjaan kita sebaga tukang kunci, karena tanpa etika, seorang
ahli kunci dengan mudah menjadi pencuri. Apakah engkau mengerti?”
Sambil
mengangguk ngangguk murid A akhirnya menerima keputusan gurunya dan
menghaturkan terima kasih karena telah mendapatkan pelajaran moral yang sangat
penting dalam menjalani hidup dan pekerjaannya.
0 komentar:
Posting Komentar