Senin, 12 Maret 2012

Hikayat wanita pemberi sedekah bertangan buntung


Syahrazat bertutur…

Wahai Yang mulia baginda Raja,alkisah,hiduplah seorang raja brtitah kepada seluruh rakyat dikerajaannya ,”jika salah seorang diantara kalian bersedekah maka aku bener-benar akan memotong tangannya.
     Tak ayal,semua orang dikerajaan berhenti bersedekah.tidak seorangpun berani bersedekah kepada orang lain.
     Pada suatu hari,seorang pengemis mendatangi seorang wanita.Rasa laparnya yang tak tertahankan memaksanya untuk berkata kepada wanita itu,”Tolong Nyonya,sedekahnya ,kasihan Nyonya saya sudah berhari-hari tidak makan,apa saja,tolonglah.
      Wanita itu menukas ,”Bagaimana bisa aku memberimu sedekah,sedangkan raja mengancam akan memotong tangan setiap orangyang bersedekah ?”
      Si pengemis tetap memohon,”saya  minta dengan nama Allah agar nyonya member saya sedekah.”
      Mendengarnya menyebut nama Allah dalam meminta-minta,wanita itu tidak sampai hati.Maka ia memberinya sedekah dua kerat roti.
      Ternyata berita itu sampai ke telinga raja.lantas sang raja memerintahkan agar wanita itu dibawa kehadapannya.
      Sesampainya disana sertamerta kedua tangan wanita itu dipotong,lalu dia diperbolehkan pulang.
      Pada suatu ketika sang raja berkata kepada ibunya,"aku hendak menikah dengan seorang wanita cantik jelita."
      Sang ibu berkata,"didekat sini ada seorang wanita yang kecantikannya tak tertantingi.sayangnya,dia punya cacat."
      Sang raja bertanya."apa cacatnya?."
      Sang ibu menjawab,"kedua tangannya buntung"
      "Aku ingin melihatnya,"tanya sang raja penasaran.
     Lantas wanita itu didatangkan kehadapannya.ternyata,wanita itu adalah wanita yang menyedekahkan dua kerat roti kepada si pengemis,lalu tangannya dipotong akibat melakukannya.
      Melihat kecantikannya yang sangat memukau, sang raja tetap menikahinya bahkan sang raja memperoleh putra darinya.
      Lantas cemburulah para madunya ,mereka menulis surat kepada sang raja yang isinya menuding bahwa si wanita betangan buntung itu berselingkuh.
      Terhasut oleh surat itu,sang raja menulis surat kepada ibunya yang isinya menyuruh sang ibu agar membawa si wanita bertagan buntung itu ketengah padang pasir dan meninggalkannya disan bersama putranya.
       Sang ibu pun melaksanakan perintah itu.Dia membawa siwanita bertangan butung ketengah padang pasir yang luas dan meninggalkannya disana bersama putranya.
       Menangislah si wanita bertangan buntung.dia meratapi nasibnya yang malang.
       Dengan menggendong putranya,dia berjalan dan terus berjalan.Akhirnya,tibalah wanita itu disebuah sungai.
       Serta-merta dia duduk untuk meminum airnya karena sudah kehausan dan kelelahan.
        Tiba-tiba sang putra merosot dari gendongannya ketika ia sedang menunduk minum,dan tercebur kesungai hingga tenggelam.
        Tampa bisa berbuat apa-apa,dia hanya duduk terpaku dan menangisi nasibnya yang bagai jatuh tertimpa tangga.
        Sementara dia sedang menangis,lewatlah dua orang pria.mereka bertanya,"apa yang membuatmu manangis?".
        Dia menjawab,"anakku yang kugandong tercebur kesungai."
        "Apakah kamu mau kami mengeluarkannya dari sungai ini?"tanya mereka.
        Dia menjawab"ya!"
        Lanta mereka berdua berdo'a kepada Allah.tak lama kemudian,timbullah putra wanita itu dipermukaan sungai dengan selamat,tampa kurang suatu apa pun.
        Kemudian mereka bertanya lagi,"Apakah kamu ingin Allah mengembalikan kedua tanganmu seperti sedia kala?"
        Dia pun menjawab"ya".
        Mereka berduapun berdo'a lagi.tak lama kemudian tumbuhlah tangan baru yang jauh lebih indah dari pada tangan dulu.
        "Apakah kamu tahu siapa kami?"tanya mereka.
        Si wanita bertangan buntung menjawab,"Allah yang lebih tahu"
       Mereka berkata,"kami adalah dua kerat rotimu yang dulu kamu sedekahkan kepada sipengemis sehingga melibatkan kedua tanganmu dipotong.Pujilah Allah s.w.t yang telam mengembalikan kedua tangan mu dan juga putramu."
       Maka wanita itu memanjatkan puja dan puji ke hadirat Allah s.w.t.
pagi pun tiba syarzat mengakhiri kisahnya.   

                                                                     sumber: Qitshi press  
                                

0 komentar:

Posting Komentar